Minggu, 08 Agustus 2010

Selasa, 19 Januari 2010

Realisasi Pembangunan Tahap I

Sampai dengan bulan Desember 2009
Realisasi pelaksanaan pekerjaan sebesar 40% yang telah menghabiskan anggaran kurang lebih 200 juta..... dimana dana tersebut berasal dari KAS Masjid, Bantuan Masyarakat di Desa Balamoa, Warga Desa Balamoa Perantauan di Jakarta, Donatur, Bantuan Pemerintah dan lain sebagainya......

TAHAP I dimulai dengan pembangunan bagian terluar terlebih dahulu, dimaksudkan untuk memudahkan jamaah untuk shalat, yang alhamdulillah sampai saat ini telah terlaksana........... dan masih membutuhkan uluran bantuan selanjutnya untuk kelanjutan pembangunan/renovasi masjid tersebut....











read more “Realisasi Pembangunan Tahap I”

Kamis, 02 April 2009

Ikhsan, Islam dan Iman

Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW mendapat pelajaran penting tentang makna iman, Islam, dan ikhsan dari Malaikat Jibril yang mendatangi beliau dengan menjelma menjadi manusia biasa.

Secara berurutan, Nabi menjawab pertanyaan ujian Malaikat Jibril. Apa yang disebut iman? Nabi menjawab, ''Iman adalah engkau percaya kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, percaya akan adanya perjumpaan dengan Allah, percaya kepada para rasul, dan percaya adanya hari kebangkitan.'' Apa yang disebut Islam? Nabi menjawab, ''Islam adalah engkau menghamba kepada Allah dan tidak menyekutukannya, melaksanakan shalat, mengeluarkan zakat, dan puasa di bulan Ramadhan.''

Apa arti ikhsan? ''Engkau beribadah kepada Allah dengan kondisi seolah-olah engkau melihatnya dengan mata. Jika tidak, yakinilah bahwa Allah sedang melihatmu,'' demikian jawab Nabi. (HR Bukhari dari Abu Hurairah). Iman, Islam, dan ikhsan adalah satu kesatuan komponen agama Islam yang tak terpisahkan. Ketiga komponen tersebut seharusnya terintegrasi secara berimbang dalam keberislaman seorang Muslim. Dan pengurutan seperti itu bukanlah kebetulan. Iman didahulukan karena ia adalah pokok dari Islam.

Selanjutnya, iman di dalam hati menjadi tidak bermakna jika tidak dimanifestasikan dalam tindakan nyata, yang diimplementasikan dalam Islam. Agama Islam pada diri seorang Muslim harus dibenarkan dengan hati (iman) dan dipraktikkan dengan perbuatan (Islam). Dan ikhsan adalah penyatuan dari iman dan Islam. Artinya, seseorang tidak akan bisa melihat Allah SWT, jika tidak percaya akan Mahawujud-Nya, serta tidak mengamalkan apa yang menjadi perintah dan larangan-Nya. Ikhsan bisa diraih jika iman dan Islam telah menjadi satu kesatuan tak terpisahkan dalam diri seorang Muslim. Sebab, iman tidak bermakna tanpa Islam. Dan Islam tanpa iman akan rapuh.

Namun, ada sebagian ulama yang mendahulukan Islam, kemudian iman, dan ikhsan. Alasannya adalah karena Islam adalah amalan lahir yang rasional, sedangkan iman adalah amalan batin yang suprarasional. Dan ikhsan adalah puncak pencapaian dari keduanya dan melampaui keduanya. Kenapa ikhsan diakhirkan? Hal itu menjadi isyarat bahwa ia adalah hal yang sulit dilakukan. Jika Islam terbatas pada lahiriah, iman terbatas pada batiniah, maka ikhsan tidak terbatas pada keduanya, karena berusaha memfokuskan kesadaran kita akan Allah SWT setiap saat.
read more “Ikhsan, Islam dan Iman ”

Mabuk dalam Cinta Terhadap Allah

Dikisahkan dalam sebuah kitab karangan Imam Al-Ghazali bahawa pada suatu hari Nabi Isa a.s berjalan di hadapan seorang pemuda yang sedang menyiram air di kebun. Bila pemuda yang sedang menyiram air itu melihat kepada Nabi Isa a.s berada di hadapannya maka dia pun berkata, "Wahai Nabi Isa a.s, kamu mintalah dari Tuhanmu agar Dia memberi kepadaku seberat semut Jarrah cintaku kepada-Nya."
Berkata Nabi Isa a.s, "Wahai saudaraku, kamu tidak akan terdaya untuk seberat Jarrah itu."

Berkata pemuda itu lagi, "Wahai Isa a.s, kalau aku tidak terdaya untuk satu Jarrah, maka kamu mintalah untukku setengah berat Jarrah."
Oleh kerana keinginan pemuda itu untuk mendapatkan kecintaannya kepada Allah, maka Nabi Isa a.s pun berdoa, "Ya Tuhanku, berikanlah dia setengah berat Jarrah cintanya kepada-Mu." Setelah Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun berlalu dari situ.
Selang beberapa lama Nabi Isa a.s datang lagi ke tempat pemuda yang memintanya berdoa, tetapi Nabi Isa a.s tidak dapat berjumpa dengan pemuda itu. Maka Nabi Isa a.s pun bertanya kepada orang yang lalu-lalang di tempat tersebut, dan berkata kepada salah seorang yang berada di situ bahawa pemuda itu telah gila dan kini berada di atas gunung.

Setelah Nabi Isa a.s mendengat penjelasan orang-orang itu maka beliau pun berdoa kepada Allah S.W.T, "Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku tentang pemuda itu." Selesai sahaja Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun dapat melihat pemuda itu yang berada di antara gunung-ganang dan sedang duduk di atas sebuah batu besar, matanya memandang ke langit.
Nabi Isa a.s pun menghampiri pemuda itu dengan memberi salam, tetapi pemuda itu tidak menjawab salam Nabi Isa a.s, lalu Nabi Isa berkata, "Aku ini Isa a.s."Kemudian Allah S.W.T menurunkan wahyu yang berbunyi, "Wahai Isa, bagaimana dia dapat mendengar perbicaraan manusia, sebab dalam hatinya itu terdapat kadar setengah berat Jarrah cintanya kepada-Ku. Demi Keagungan dan Keluhuran-Ku, kalau engkau memotongnya dengan gergaji sekalipun tentu dia tidak mengetahuinya."

Barangsiapa yang mengakui tiga perkara tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain maka dia adalah orang yang tertipu.
1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah, tetapi dia mencintai dunia. 2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal, tetapi dia inginmendapat sanjungan dari manusia. 3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya, tetapi tidak berani merendahkan dirinya.

Rasulullah S.A.W telah bersabda, "Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima lupa kepada yang lima :

1. Mereka cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat.
2. Mereka cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab.
3. Mereka cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al-Khaliq.
4. Mereka cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.
5. Mereka cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur."
read more “Mabuk dalam Cinta Terhadap Allah”

Juru Dakwah yang tidak Gentar

Kekalahan umat Islam dalam perang Uhud menyebabkan bangkitnya kemarahan orang-orang badwi di sekitar Madinah untuk mencemuh dan mengungkit-ngungkit dendam lama yang sebelumnya sudah terpendam. Namun tanpa curiga sedikit pun Rasulullah memberikan sambutan baik atas kedatangan sekelompok pedagang Arab yang menyatakan keinginan sukunya hendak mendengar dan memeluk Islam. Untuk itu mereka meminta para jurudakwah dikirimkan ke kampung suku itu. Rasulullah s.a.w meluluskan. Enam orang sahabat yang alim diutus untuk melaksanakan tugas tersebut. Mereka berangkat bersama para pedagang Arab itu.

Di kampung Ar-Raji, dalam wilayah kekuasaan suku Huzail, para pedagang itu tiba-tiba melakukan pengurangan atas keenam sahabat Rasulullah s.a.w, sambil berseru meminta bantuan kaum Huzail. Keenam pendakwah itu dengan pantas menghunus senjata masing-masing dan siap mengadakan perlawanan, setelah insaf bahawa mereka tengah dijebak.
Para pedagang yang licik tadi berteriak, "Sabar saudara-saudara. Kami tidak bermaksud membunuh atau menganiayai kalian. Kami cuma mahu menangkap kalian untuk kami jual ke Makkah sebagai budak belian. Keenam sahabat Rasulullah s.a.w itu tahu nasib mereka bahkan lebih buruk daripada terbunuh dalam pertarungan tidak berimbang itu. Kerana mereka segera bertakbir seraya menyerang dengan tangkas.

Terjadilah pertempuran seru antara enam pendakwah berhati tulus dengan orang-orang yang beringas yang jumlanya jauh lebih besar. Pedang mereka ternyata cukup tajam. Beberapa orang lawan telah menjadi korban. Akhirnya tiga sahabat tertusuk musuh dan langsung gugur. Seorang lagi dibaling batu beramai-ramai hingga tewas. Bakinya tinggal dua orang; Zaid bin Addutsunah dan Khusaib bin Adi.
Apalah daya dua orang pejuang, betapa pun lincahnya perlawanan merek, menghadapi begitu banyak musuh yang tangguh ? Selang beberapa saat sesudah jatuhnya empat sahabat tadi, kedua orang itu dapat dilumpuhkan dan belenggu. Lalu mereka diangkut menuju pasar budak di Makkah. Zaid dibeli oleh Shafwan bin Umayyah. Ayah Shafwan, Umayyah bin Khalaf, adalah majikan Bilal dan Amir bin Fuhairah. Umayyah terkenal sangat kejam kepada budak-budaknya. Bilal pernah disalib di atas pasir dan dijemur di tengah teik matahari dengan badan ditindihi batu. Untung Bilal ditebus oleh Saiyidina Abu Bakar Assidiq dan dimerdekakan. Orang Habsyi ini kemudian terkenal sebagai sahabat dekat Rasulullah s.a.w. dan diangkat sebagai Muazin, tukang azan.

Dalam perang Badar, Umayyah bin Khalaf berhadap-hadapan dengan bekas budaknya itu. Dan Bilal berhasil membunuhnya dalam pertempuran yang sengit satu lawan satu. Adapun Khubaib bin Adi diambil oleh Uqbah bin Al-Harits dengan tujuan yang sama seperti maksud Shafwan membeli Zaid bin Abdutsunah. Iaitu untuk membalas dendam kebencian mereka kepada umat Islam.
Maka oleh orang-orang Quraisy, Zaid diseret menuju Tan'im, salah satu tempat untuk miqat umrah. DI sanalah Zaid akan dijalani hukuman pancung, buatkan sesuatu yang ia tidak pernah melakukannya, iaitu terbunuhnya Umayyah bin Khalaf, ayahanda Shafwan. Menjelang algojo menetak parangnya, pemimpin kaum Musyrikin Abu Sufyan bertanya garang, "Zaid bedebah, apakah engkau senang seandainya di tempatmu ini Muhammad, sedangkan engkau hidup tenteram bersama keluargamu di rumah ?"

"Janganlah begitu," bantah Zaid dengan keras. "Dalam keadaan begini pun aku tidak rela Rasulullah tertusuk duri kecil di rumahnya."
Abu Sufyan menjadi marah. "Bereskan," teriaknya kepada algojo. Dalam sekelip mata, sebilah parang berkilat di tengah terik matahari dan darah segar menyembur keluar. Zaid bin Abdutsunah gugur setelah kepalanya dipotong, menambah jumlah penghuni syurga dengan seorang syuhada' lagi. Di hati Abu Sufyan dan orang-orang Quraisy lainnya timbul kehairanan akan kesetiaan para sahabat kepada Muhammad. Sampai tergamam di bibir Abu Sufyan ucapan kagum, "Aku tidak perna menemukan seorang yang begitu dicintai para sahabat seperti Muhammad."

Sesudah selesai pemancungan Zaid, datang pula rombongan lain yang menyeret Khubaib bin Adi. Sesuai dengan hukum yang berlaku di seluruh Tanah Arab, kepada pesalah yang dijatuhi qisas mati diberikan hak untuk menyampaikan permintaan terakhir. Demikian juga Khubaib. Juru dakwah yang bestari ini meminta izin untuk solat sunnah dua rakaat. Permohonan tersebut dikabulkan. Dengan khusyuk dan tenang, seolah-olah dalam suasana aman tenteram tanpa ancaman kematian, Khubaib melaksanakan ibadahnya sampai selesai. Setelah salam dan mengangkat dua tangan, ia berkata, "Demi Allah. Andaikata bukan kerana takut disangka aku gentar menghadapi maut, maka solatku akan kulakukan lebih panjang."

Khubaib disalib dahulu lalu dihabisi sepertimana dilaksanakan ke atas Zaid bin Abdutsunah. Jasadnya telah lebur sebagaimana jenazah lima sahabatnya yang lain. Namun semangat dakwah mereka yang dilandasi keikhlasan untuk menyebarkan ajaran kebenaran takkan pernah padam dari permukaan bumi. Semangat itu terus bergema sehingga makin banyak jumlah pendakwah yang dengan kekuatan sendiri, atas biaya peribadi, menyelusup keluar-masuk pedalaman berbatu-batu karang atau berhutan-hutan belantara buat menyampaikan firman Tuhan menuju keselamatan
read more “Juru Dakwah yang tidak Gentar”

Seorang Anak Membangkang Perintah Ayahnya

Ketika Rasulullah S.A.W memanggil kaum Muslimin yang mampu berperang untuk terjun ke gelanggang perang Badar, terjadi dialog menarik antara Saad bin Khaitsamah dengan ayahnya yakni Khaitsamah. Dalam masa-masa itu panggilan seperti itu tidak terlalu menghairankan. Kaum Muslimin sudah tidak merasa asing bila dipanggil untuk membela agama Allah dan jihad fisabilillah. Sebab itu Khaitsamah berkata kepada anaknya, "Wahai anakku, aku akan keluar untuk berperang dan kau tinggal di rumah menjaga wanita dan anak-anak."

"Wahai ayahku, demi Allah janganlah berbuat seperti itu, kerana keinginanku untuk memerangi mereka lebih besar daripada keinginanmu. Engkau telah berkepentingan untuk tinggal di rumah, maka izinkanlah aku keluar dan tinggallah engkau di sini, wahai ayahku."
Khaitsamah marah dan berkata kepada anaknya, "Kau membangkang dan tidak mentaati perintahku."
Saad menjawab, "Allah mewajibkan aku berjihad dan Rasulullah memanggilku untuk berangkat berperang. Sedangkan engkau meminta sesuatu yang lain padaku, sehingga bagaimana engkau rela melihat aku taat padamu tetapi aku menentang Allah dan Rasulullah."

Maka Khaitsamah berkata, "Wahai anakku, apabila ada antara kita harus ada yang berangkat satu orang baik kau mahupun aku, maka dahulukan aku untuk berangkat."
Saad menjawab, " Demi Allah wahai ayahku, kalau bukan masalah syurga, maka aku akan mendahulukanmu."
Khaitsamah tidak rela kecuali melalui undian antara dia dan anaknya sehingga terasa lebih adil. Hasil undian menunjukkan bahawa Saadlah yang harus turun ke medan perang. Dia pun turun ke medan Badar dan mati syahid.

Setelah itu Khaitsamah berangkat menuju medan pertempuran. Tetapi Rasulullah tidak mengizinkannya. Hanya sahaja Rasulullah akhirnya mengizinkannya setelah Khaitsamah berkata sambil menangis, " Wahai Rasulullah, aku sekali terjun dalam perang Badar. Lantaran inginnya aku harus mengadakan undian dengan anakku. Tetapi itu dimenangkannya sehingga dia yang mendapat mati syahid. Kelmarin aku bermimpi di mana di dalamnya anakku itu berkata kepadaku, "Engkau harus menemani kami di syurga, dan aku telah menerima janji Allah. Wahai Rasulullah, demi Allah aku rindu untuk menemaninya di syurga. Usiaku telah lanjut dan aku ingin berjumpa dengan Tuhanku."

Setelah diizinkan Rasulullah, Khaitsamah bertempur hingga mati syahid dan berjumpa dengan anaknya di syurga.
read more “Seorang Anak Membangkang Perintah Ayahnya”

Rabu, 01 April 2009

Sebab-sebab Naik-turunnya Iman dan Cara Meningkatkan Keimanan

CARA MENAIKKAN KADAR IMAN :

1. Pelajarilah berbagai ilmu agama Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits

a. Perbanyaklah membaca Al-Qur’an dan renungkan maknanya

Ayat-ayat Al-Qur’an memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan masing-masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya. Sebagian ayat Al-Qur’an mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari kemuliaan Allah, dilain pihak Al-Qur’an mampu membuat menangis seorang pendosa, atau membuat tenang seorang pencari ketenangan.
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS, Shaad 38:29)
”Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian.” (QS, al-Israa’ 17:82)

b. Pelajarilah ilmu mengenai Asma’ul Husna, Sifat-sifat Yang Maha Agung.
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan hatinya dari apapun yang tidak disukai Allah.
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Indah, Maha Agung dan Maha Perkasa, maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah untuk bisa bertemu dengan-Nya (yaitu dengan memperbanyak amal ibadah).
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Santun, Maha Halus dan Maha Penyabar, maka iapun merasa malu ketika ia marah, dan hidupnya merasa tenang karena tahu bahwa ia dijaga oleh Tuhannya secara lembut dan sabar.

c. Pelajari dengan cermat sejarah (Siroh) kehidupan Rasulullah SAW.
Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan Allah.
Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah saw dan bertanya, “Wahai Rasul Allah, kapan tibanya hari akhirat?”. Rasulullah saw balik bertanya : “Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?”. Si sahabat menjawab , “Wahai Rasulullah, aku telah sholat, puasa dan bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup. Namun didalam hati, aku sangat mencintai dirimu, ya Rasulullah”. Rasulullah saw menjawab, “Insya Allah, di akhirat kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai”. (HR Muslim) Inilah hadits yang sangat disukai para sahabat Rasulullah SAW. Jelaslah bahwa mencintai Rasulullah adalah salah satu jalan menuju surga, dan membaca riwayat hidupnya (siroh) adalah cara terpenting untuk lebih mudah memahami dan mencintai Rasulullah SAW.

d. Mempelajari Jasa-jasa dan Kualitas Agama Islam
Perenungan terhadap syariat Islam, hukum-hukumnya, akhlak yang diajarkannya, perintah dan larangannya, akan menimbulkan kekaguman terhadap kesempurnaan ajaran agama Islam ini. Tidak ada agama lain yang memiliki aturan dan etiket yang sedemikian rincinya seperti Islam, dimana untuk makan dan ke WC pun ada adabnya, untuk aspek hukum dan ekonomi ada aturannya, bahkan untuk berhubungan suami -istripun ada aturannya.

e. Mempelajari Kehidupan Orang-orang Sholeh (generasi Shalafus Sholihin, para sahabat Rasulullah SAW, murid-murid para sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in)
Mereka adalah generasi-generasi terbaik dari Islam. Mereka adalah orang-orang yang kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung Uhud sementara manusia zaman kini diibaratkan kadar keimananya tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud. Umar r.a. pernah memuntahkan makanan yang sudah masuk ke perutnya ketika tahu bahwa makanan yang diberikan padanya kurang halal sumbernya. Sejarah lain menceritakan tentang lumrahnya seorang tabi’in meng-khatamkan Qur’an dalam satu kali sholatnya. Atau cerita tentang seorang sholeh yang lebih dari 40 tahun hidupnya berturut-turut tidak pernah sholat wajib sendiri kecuali berjamaah di mesjid. Atau seorang sholeh yang menangis karena lupa mengucap doa ketika masuk mesjid. Inilah cerita-cerita teladan yang mampu menggetarkan hati seorang yang sedang meningkatkan keimanannnya.

2. Renungkanlah tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam (ma’rifatullah)
Singkirkan dulu kesombongan akal kita, renungkan secara tulus bagaimana alam ini diciptakan. Sungguh pasti ada kekuatan luar biasa yang mampu menciptakan alam yang sempurna ini, sebuah struktur dan sistem kehidupan yang rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon dan sel-sel atom.
Renungkan pula rahasia dan mukjizat Qur’an. Salah satu keajaiban Al Qur’an adalah struktur matematis Al Qur’an. Walau wahyu Allah diturunkan bertahap namun ketika seluruh wahyu lengkap maka ditemukan bahwa kata tunggal “hari” disebut sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada satu tahun syamsiyyah (masehi). Kata jamak hari disebut sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan. Sedang kata Syahrun (bulan) dalam Al Quran disebut sebanyak 12 kali sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun. Kata Saa’ah (jam) disebutkan sebanyak 24 kali sama dengan jumlah jam sehari semalam. Dan semua kata-kata itu tersebar di 114 surat dan 6666 ayat dan ratusan ribu kata yang tersusun indah. Dan masih banyak lagi keajaiban dan mukjizat Al Quran dari sisi pandang lainnya yang membuktikan bahwa itu bukan karya manusia. Masih banyak pula mukjizat lainnya di alam ini yang membuktikan bahwa alam ini memiliki struktur yang sangat sempurna dan tidak mungkin tercipta dengan sendirinya. Adalah lumrah, bahwa sesuatu yang tidak mungkin diciptakan manusia, pastilah diciptakan sesuatu yang Maha Kuasa, Maha Besar. Inilah yang menambah kecilnya diri kita dan menambah kekaguman dan cinta serta iman kita kepada Sang Pencipta alam semesta ini.

3. Berusaha keras melakukan amal perbuatan yang baik secara ikhlas
Amal perbuatan perlu digerakkan. Dimulai dari hati, kemudian terungkap melalui lidah kita dan kemudian anggota tubuh kita. Selain ikhlas, diperlukan usaha dan keseriusan untuk melakukan amalan-amalan ini.
a. Amalan Hati
Dilakukan melalui pembersihan hati kita dari sifat-sifat buruk, selalu menjaga kesucian hati. Ciptakan sifat-sifat sabar dan tawakal, penuh takut dan harap akan Allah. Jauhi sifat tamak, kikir, prasangka buruk dan sebagainya.
b. Amalan Lidah
Perbanyak membaca Al-Qur’an, zikir, bertasbih, tahlil, takbir, istighfar, mengirim salam dan sholawat kepada Rasulullah dan mengajak orang lain kepada kebaikan, melarang kemungkaran.
c. Amalan Anggota Tubuh
Dilakukan melalui kepatuhan dalam sholat, pengorbanan untuk bersedekah, perjuangan untuk berhaji hingga disiplin untuk sholat berjamaah di mesjid (khususnya bagi pria).


SEBAB-SEBAB TURUNNYA KADAR IMAN :

Sebab-sebab dari dalam diri kita sendiri (Internal) :

1. Kebodohan
Kebodohan merupakan pangkal dari berbagai perbuatan buruk. Seseorang berbuat jahat boleh jadi karena ia tak tahu bahwa perbuatan itu dilarang agama, atau ia tidak tahu ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu keperkasaan Sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah dan rezekinya.

2. Ketidakpedulian, keengganan dan melupakan
Ketidakpedulian menyebabkan pikiran seseorang diisi dengan hal-hal duniawi yang hanya ia sukai (yang ia pedulikan), sedangkan yang bukan ia sukai tidak diberi tempat dipikirannya. Ini menyebabkan ia tidak ingat (dzikir) pada Allah, sifatnya tidak tulus, tidak punya rasa takut dan malu (kepada Allah), tidak merasa berdosa (tidak perlu tobat), dan bisa jadi ia menjadi sombong karena tidak merasakan pentingnya berbuat rendah hati dan sederhana.
Kengganan seseorang untuk melakukan suatu kebaikan padahal ia tahu hal itu telah diperintahkan Allah, maka ia termasuk orang yang men-zhalimi (melalaikan) dirinya sendiri. Allah akan mengunci hatinya dari jalan yang lurus (al-Kahfi 18:5), dan ia akan menjadi teman syeitan (Thaaha 20:124).
Melupakan kewajiban dan kepatuhan seseorang dalam beribadah berawal dari sifat lalai atau lemah hatinya. Waktu dan energinya harus didorong agar diisi lebih banyak dengan perbuatan amal sholeh, kalau tidak maka kesenangan duniawi akan semakin menguasai dirinya hingga ia semakin jauh dari ingat (dzikir) kepada Allah.

3. Menyepelekan dan melakukan perbuatan dosa
Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menyepelekan (tidak patuh terhadap) perintah dan larangan Allah. Perbuatan dosa umumnya dilakukan secara bertahap, misalnya dimulai dari zinah pandangan mata yang dianggap dosa kecil kemudian berkembang menjadi zinah tubuh. Dosa-dosa kecil yang disepelekan merupakan proses pendidikan jahat (pembiasaan) untuk menyepelekan dosa-dosa besar. Karena itu basmilah dosa-dosa kecil selagi belum tumbuh menjadi dosa besar.

4. Jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat
Ibnul Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, Allah menggabungkan dua jiwa, yakni jiwa jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling bermusuhan dalam diri seorang manusia. Disaat salah satu melemah, maka yang lain menguat. Perang antar keduanya berlangsung terus hingga si empunya jiwa meninggal dunia. Adalah sungguh merugi orang-orang yang jiwa jahatnya menguasai tubuhnya. Seperti sabda Rasulullah, “..barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk”. Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli merupakan beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan sifat rendah hati, mau belajar, mau melakukan instropeksi (muhasabah) merupakan cara untuk memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh kita.


Sebab-sebab dari luar diri kita (External) :

1. Syaitan
Syaitan adalah musuh manusia. Tujuan syaitan adalah untuk merusak keimanan orang. Siapa saja yang tidak membentengi dirinya dengan selalu mengingat Allah maka ia menjadi sarang syaitan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap Allah, membujuknya melakukan dosa.

2. Bujukan dan rayuan dunia
Allah SWT berfirman : “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS, al-Hadiid 57:20).
Tujuan hidup manusia seluruhnya untuk akhirat. Apapun kegiatan dunia yang kita lakukan, seperti mencari nafkah, menonton TV, bertemu teman dan keluarga, seharusnya semua itu ditujukan untuk meraih pahala akhirat. Tidak secuilpun dari kegiatan duniawi boleh dilepaskan dari aturan main yang diperintahkan atau dilarang Allah. Ibnul Qayyim mengibaratkan hati sebagai suatu wadah bagi tujuan hidup manusia (akhirat dan duniawi) dengan kapasitas (daya tampung) tertentu. Ketika tujuan duniawi tumbuh maka ia akan mengurangi porsi tujuan akhirat. Ketika porsi tujuan akhirat bertambah maka porsi tujuan duniawi berkurang. Dalam situasi dimana tujuan dunia menguasai hati kita maka hanya tersisa sedikit porsi akhirat di hati kita, dan inilah awal dari menurunnya keimanan kita.

3. Pergaulan yang buruk
Rasulullah bersabda : “Seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya, sehingga masing-masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia mengambil teman dekatnya” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, al-Hakim, al-Baghawi).
Seorang teman yang sholeh selalu memperhatikan perintah dan larangan Allah, karenanya ia selalu mengajak siapa saja orang disekitarnya untuk menuju kepada kebaikan dan mengingatkan mereka bila mendekati kemungkaran. Teman dan sahabat yang sholeh sangat penting kita miliki di zaman kini dimana pergaulan manusia sudah sangat bebas dan tidak lagi memperhatikan nilai-nilai agama Islam. Berada diantara teman-teman yang sholeh akan membuat seorang wanita tidak merasa asing bila mengenakan jilbab. Demikian pula seorang pria bisa merasa bersalah bila ia membicarakan aurat wanita diantara orang-orang sholeh. Sebaliknya berada diantara orang-orang yang tidak sholeh atau berperilaku buruk menjadikan kita dipandang aneh bila berjilbab atau bahkan ketika hendak melakukan sholat.


Menaikkan kadar iman bukanlah suatu pekerjaan mudah, karena begitu banyak usaha (menuntut ilmu, amalan-amalan) yang harus kita lakukan disamping godaan (syaitan, duniawi) yang akan kita hadapi. Paling tidak kita termasuk orang-orang yang lebih beruntung dibanding orang lain yang belum sempat mengetahui “sebab-sebab naik-turunnya iman” dalam tulisan ini. Mari kita ingatkan teman-teman kita dengan menyebarkan tulisan ini.


Sumber :
1. Sebab-sebab Naik Turunnya Iman, oleh Syaikh Abdur Razzaaq al-Abbaad
2. Asma’ul Husna, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
3. Penawar Hati yang Sakit, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

disadur dari : http://www.kebunhikmah.com
read more “Sebab-sebab Naik-turunnya Iman dan Cara Meningkatkan Keimanan ”

Selasa, 17 Maret 2009

Pengiriman Sumbangan kepada Panitia Pembangunan

Bagi kaum muslimin/muslimah yang ingin menyumbangkan Amal Jariyah nya bisa diserahkan kepada Panitia :

Sekretariat Panitia
Jl. Kelapapang RT.03/RW.04
Desa Balamoa Kec. Pangkah Kab. Tegal


atau disetor/ditransfer langsung ke :

Rekening Panitia Pembangunan Masjid "Al-Karomah Baitul Muttaqin" sbb:

  • Bank JATENG Cabang Slawi
  • Nomor Rekening 3-035-08328-7
Segera lakukan konfirmasi ke :

085642689574 >>> H. Rofii Abdur Rozak (Ketua)
081542077962 >>> H. M. Sayid Abdullah, S.Ag (W. Ketua II)
085727707774 >>> Abdul Mufthi, ST

setelah atau saat melakukan transfer
read more “Pengiriman Sumbangan kepada Panitia Pembangunan”

Rabu, 04 Maret 2009

Realisasi Pembangunan

Alhamdulillah......
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, pembangunan/renovasi Masjid "Al-Karomah Baitul Muttaqin" Desa Balamoa Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal telah dimulai.....
Dengan segenap Pengurus Masjid dan bantuan warga Desa Balamoa, saling bergotong royong melaksanakan pekerjaan.....
Semoga dengan niat yang tulus untuk menjadikan masjid sebagai tempat ibadah amal ibadah kita diterima Allah SWT....... AMIN...










read more “Realisasi Pembangunan”

Susunan Panitia

SUSUNAN PANITIA PEMBANGUNAN/RENOVASI
MASJID “AL-KAROMAH BAITUL MUTTAQIN”


Pelindung
Kepala Desa Balamoa
Pengurus Yayasan Al-Fatah

Penasihat
Bapak Ky. Syamsuri
LKMD Desa Balamoa

Ketua I :
H. Rofii Abdur Rozak, A.Ma
Ketua II :
H. Sayid Abdullah, S.Ag
Ketua III :
H. Munawar, A.Ma

Sekretaris I :
Mohammad Khozin, A.Ma
Sekretaris II :
Rosyidin, S.Pd
Sekretaris III :
Imam Baequni

Bendahara I :
H. Sayid Abdulloh, S.Ag
Bendahara II :
Agus Sukron
Bendahara III :
Kasnudin

Seksi - Seksi

Seksi Usaha Dana

Slamet Raharjo
M. Nasirun
Wamid
Ike Nachrawi
Muji Pranoto, S.P
Abdul Azis
Tasripin
Abdul Ghofir
Nur Kholis, S.H

Seksi Pembangunan
Abdul Mufthi, ST
Ky. Makmuri
Surip
Tohirin
Ramli


Seksi Humas/Publikasi
KH. MD. Sirojudin
Abdul Mufthi, ST
Akhmad Khuzaeni, A,Ma
Syamsul Ma’arif
Slamet Waluyu


Pembantu Umum
Imam-Imam Musholla di Desa Balamoa


Ditetapkan di : Balamoa
Tanggal : 24 Desember 2007


PANITIA PEMBANGUNAN REHAB
MASJID “AL-KAROMAH BAITUL MUTTAQIN”

Ketua



H. ROFII ABDUR ROZAK, A.Ma


Sekretaris


MOHAMAD KHOZIN, A.Ma

Mengetahui,

Pengurus Masjid ”Al-Karomah Baitul Muttaqin”



H. SAYID ABDULLAH, S.Ag

Pengurus Yayasan Al-Fatah Desa Balamoa Kec. Pangkah Desa Balamoa


M. MUNASIR TH., S.Ag

KEPALA DESA BALAMOA



UDIN MUHIDIN
read more “Susunan Panitia”

Kamis, 28 Februari 2008

Lokasi Masjid dari Google Earth



FOTO LOKASI
Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin”
Desa Balamoa Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal
(sumber diambil dari Google Earth)
read more “Lokasi Masjid dari Google Earth”

Gambar Rencana Rehab Masjid





PERSPEKTIF 3D






DENAH RENCANA



read more “Gambar Rencana Rehab Masjid”

Proposal Bantuan


P R O P O S A L


Dasar Pemikiran

Masjid merupakan sentral bagi umat Islam dalam merealisasikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini telah diperlihatkan oleh Rasulullah, SAW ketika mengembangkan dan menegakkan Islamiyah. Berbagai kegiatan ibadah dapat dilaksanakan di dalam masjid, bukan saja bersifat ritual, melainkan juga bersifat sosial dan cultural. Masjid penuh dengan kegiatan akan menjadikannya dinamis dan makmur.

Masjid akan didatangi dan dipenuhi oleh jama’ah apabila memberikan daya tarik dan pengaruh yang sama. Jama’ah akan memakmurkan masjid manakala kebutuhan spritual dan batinnya terpenuhi serta tersalurkan ketika mereka berada di masjid. Bangunan masjid perlu dijaga keindahannya dan kemegahannya. Hal ini menjadi daya tarik sekaligus sebagai daya pikat bagi jama’ah untuk memakmurkan masjid. Kita merasa prihatin melihat jama’ah/masyarakat yang jauh dari tempat ibadah dan jauh dan sang pencipta.

Dengan adanya bangunan masjid yang kondisinya baik, indah, rapi dan bersih akan menyuguhkan rasa betah dan tentram kepada jama’ah, sehingga para jama’ah akan khusu ketika beribadah kepada Allah SWT. Kekhusuan beribadah di dalam masjid sungguh merupakan dambaan bagi para jama’ah. Hal ini bukan saja menambah nilai ibadah yang dilaksanakannya melainkan juga dapat memberikan dorongan kepadanya agar senantiasa memakmurkan masjid dan betah berada di dalamnya sekaligus betul-betul ikhlas berserah diri kepada Allah SWT.


Sekilas tentang Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin”

Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin” dibangun kurang lebih pada pertengahan abad ke-16 Masehi, yang pada awalnya bernama ”Masjid Keramat” oleh sebagian masyarakat diyakini dibangun oleh keturunan wali sehingga Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin” merupakan masjid kewalian yang menjadi kebanggaan umat Islam.

Bangunan Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin”, pada awalnya berukuran 8m x 8m yang sampai saat ini bangunan utama ini masih dipertahankan dan secara keseluruhan bangunan masjid terbuat dari bahan kayu; baik tiang, dinding, pintu, jendela dan beratapkan daung alang-alang kering, sehingga pada masa itu dinamakan masjid Gebyog. Dan tempat wudhu yang berupa kubangan tanah (mata air) yang hanya dibatasi/ditutup oleh tanaman andong puring (tanaman pagar), yang airnya oleh sebagian masyarakat sering digunakan untuk pengobatan penyakit.

Seiring dengan perkembangan waktu Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin” mengalami perbaikan/renovasi. Entah sudah beberapa kali Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin” mengalami perbaikan/renovasi.
Oleh sebagian masyarakat diketahui renovasi masjid pertama disponsori oleh Ki Wasjud, pada sekitar tahun 1990-an, dari masjid gebyok menjadi permanen. Walaupun dibuat permanen ukuran bangunan masih dipertahankan dan bahan kayu masih dipertahankan di beberapa bagian bangunan.
Renovasi masjid kedua disponsori oleh Bapak Tumaninah, tidak mengalami banyak perubahan hanya penambahan teras bagian samping kanan dan kiri serta belakang. Barulah setelah
Renovasi masjid ketiga yang juga disponsori oleh Bapak Hi. Tumaninah, Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin” mengalami perubahan yang signifikan yaitu penambahan dua lokal bangunan permanen masing-masing berukuran 8m x 8m beratapkan genteng tanah.

Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin” memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya bedug. Bedug yang ada di Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin” berasal dari kayu sidogori, konon kabarnya sebatang kayu sidogori yang digunakan sebagai bahan dasar bedug ini dipotong menjadi 3 dan dibuatkan 3 bedug yang pada bagian kulitnya terbuat dari kulit kebo dungkul (kebo istimewa) untuk tiga masjid, 2 buah bedug yang lainnya berada di masjid Desa Kalisoka dan Desa Penusupan yang sampai sekarang masih digunakan. Bedug ini sampai saat ini tidak pernah dipindah dari tempatnya sejak awal dan penabuh bedug sampai sekarang merupakan penabuh bedug dari keturunan penabuh bedug pertama. Sampai sekarang Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin” masih banyak dikunjungi umat Islam dari berbagai daerah yang datang untuk beribadah maupun berziarah. Lama berkunjung ada yang hanya 7 hari tetapi ada juga yang sampai 40 hari sesuai hajat mereka.

Menurut penuturan beberapa ulama bahwa, dahulu masyarakat yang berada didaerah sekitar Karang Malang dan Tonggara, mereka berangkat pada hari Kamis dan bermalam dimasjid ini untuk melaksanakan sholat Jum’at pada esok harinya maupun yang akan mengaji sehingga dinamakan santri kalong.

Masih banyak ceritera tentang masjid ini sehingga menjadikan Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin” sebagai kebanggaan masyarakat dan umat Islam serta menjadi aset budaya masyarakat maupun daerah yang patut diperhatikan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, dengan megucapkan Bismillahirrahmanirrahim maka dalam rangka mewujudkan lingkungan masyarakat yang agamis atau religius, seluruh warga masyarakat Desa Balamoa Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Jawa Tengah, dengan dukungan para Kyai dan Ulama’ serta segenap elemen masyarakat yang lain, bermaksud untuk melakukan Renovasi Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin” yang saat ini kondisinya sudah diperlukan perbaikan/Renovasi mengingat umur yang cukup tua, agar menjadi sebuah tempat dan sarana ibadah yang permanen dan representatif.


Maksud Dan Tujuan

Maksud direnovasinya Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin” adalah untuk mewujudkan sarana ibadah bagi umat Islam di Desa Balamoa yang permanen dan representatif, sehingga dengan sarana beribadah yang lebih layak warga masyarakat dapat menjalankan aktivitas peribadatan dengan tenang dan khusyu.

Dan bertujuan mewujudkan lingkungan masyarakat yang agamis atau religius dengan tingkat keimanan dan ketaqwaan yang baik, sehingga dapat ikut beriprah mengembangkan syariat dan syiar Islam secara nyata di tengah-tengah tantangan modernisasi dan globalisasi.


Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya Pembangunan/Renovasi Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin” Desa Balamoa sebesar Rp. 641.781.000,00 (Enam Ratus Empat Puluh Satu Juta Tujuh Ratus Delapan Puluh Satu Ribu Rupiah)


Sumber Dana

Kas Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin”
Sumbangan dari masyarakat dan donatur.
Sumbangan dari pemerintah maupun swasta.
Sumbangan/usaha lain yang tidak mengikat dan halal.


Rencana/Waktu Pembangunan

Pelaksanaan Pembangunan/Renovasi Masjid telah dimulai pada bulan Maret 2008 dan dilanjutkan secara bertahap disesusikan dengan dana yang diperoleh sampai batas waktu yang tidak ditentukan.


Penutup

Demikian Proposal ini disusun sebagai bahan acuan bagi terlaksananya Pembangunan/Renovasi Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin” Desa Balamoa.
Marilah kita mulai melangkah untuk menyalurkan sebagian harta yang kita miliki untuk membangun BAITULLAH, semoga Allah SWT memberikan ganjaran pahala yang setimpal bagi para donatur dan Insya Allah kita akan mendapat rezki yang melimpah. Dan semoga Allah SWT memberikan kesehatan serta kekuatan kepada kita dalam menjalankan semua tugas dan aktivitas kita sehari-hari. Amin.

PANITIA PEMBANGUNAN/RENOVASI
MASJID “AL-KAROMAH BAITUL MUTTAQIN”

Ketua


H. ROFII ABDUR ROZAK, A.Ma

Sekretaris

MOHAMAD KHOZIN, A.Ma
read more “Proposal Bantuan”

Foto Masjid Yang Akan Direhab












































































Foto Masjid Yang Akan Direhab
read more “Foto Masjid Yang Akan Direhab”

Rabu, 27 Februari 2008

Permohonan Bantuan


PANITIA PEMBANGUNAN/RENOVASI
MASJID ”AL-KAROMAH BAITUL MUTTAQIN”
DESA BALAMOA KEC. PANGKAH KAB. TEGAL

Sekretariat Jl. Kelapapang RT.03/RW.04 Desa Balamoa Kec. Pangkah Kab. Tegal




Kepada Yth,
Bapak/Ibu/Sdr(i)
Kaum Muslimin/Muslimat
Seluruh Indonesia


Assalamu Alaikum War. Wab

Dengan senantiasa berendah diri, kami mendoakan Bapak/Ibu/Sdr(i) senantiasa dalam lindungan Allah SWT., baik saat menunaikan tugas maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Sehubungan dengan rencana Pembangunan/Renovasi Masjid “Al-Karomah Baitul Muttaqin” Desa Balamoa Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal, kami dari Panitia Pembangunan/Renovasi dengan hormat memohon kiranya Bapak/Ibu/Sdr(i) berkenan memberikan Bantuan Dana untuk rnenunjang kelancaran penyelesaian Pembangunan/Renovasi Masjid tersebut.

Proposal, gambar rencana dan data pendukung lainnya, kami upload pada blog ini.
Demikian permohonan ini kami sampaikan atas dukungan dan bantuan Bapak/Ibu/Sdr(i) sebelumnya kami ucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu Alaikum War. Wab

PANITIA PEMBANGUNAN/RENOVASI
MASJID “AL-KAROMAH BAITUL MUTTAQIN”
KETUA


H. ROFII ABDUR ROZAK, A.Ma


SEKRETARIS



MOHAMAD KHOZIN, A.Ma
read more “Permohonan Bantuan”